HISTEREKTOMI
PARSIAL
A.
Pengertian
Istilah histerektomi berarti pengangkatan. Jika yang
diangkat rahim, maka disebut histerektomi. Histerektomi adalah suatu prosedur
operatif dimana seluruh organ dari uterus diangkat. Histerektomi merupakan
suatu prosedur non obstetrik untuk wanita di negara Amerika Serikat.
Histerektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim, uterus) seorang
wanita, setelah menjalani histerektomi wanita tidak mungkin lagi untuk hamil.
Operasi pengangkatan kandungan (histerektomi) merupakan pilihan berat bagi
seorang wanita. Pasalnya, tindakan medis ini menyebabkan kemandulan dan
berbagai efek lainnya. Oleh karena itu, histerektomi hanya dilakukan pada
penyakit-penyakit berat pada kandungan (uterus).
Syarat melakukan histerektomi adalah :
1. Umur ibu 35
tahun atau lebih.
2. Sudah memiliki
anak hidup 3 orang atau lebih.
B. Indikasi Histerektomi
Alasan terbanyak dilakukan histerektomi
karena Mioma uteri. Selain
itu adanya perdarahan uterus abnormal, endometriosis, prolaps uteri (relaksasi
pelvis) juga dilakukan histerektomi. Hanya 10 % dari kasus histerektomi
dilakukan pada pasien dengan karsinoma. Artikel ini difokuskan secara primer
untuk penggunaan histerektomi non kanker, non emergency yang mana melibatkan keputusan
yang lebih menantang untuk wanita dan dokter-dokternya.
Fibrosis uteri (dikenal juga leiomioma)
merupakan alasan terbanyak dilakukannya histerektomi. Leiomioma merupakan suatu
perkembangan jinak (benigna) dari sel-sel otot uterus, namun etiologinya belum
diketahui. Meskipun jinak dimana artinya tidak menyebabkan/berubah menjadi
kanker, leiomioma ini dapat menyebabkan masalah secara medis, seperti
perdarahan yang banyak, yang mana kadang-kadang diperlukan tindakan
histerektomi. Relaksasi pelvis adalah kondisi lain yang menentukan tindakan
histerektomi. Pada kondisi ini wanita mengalami pengendoran dari otot-otot
penyokong dan jaringan disekitar area pelvik. pengendoran ini dapat mengarah ke
gejala-gejala seperti inkontensia urine (Unintensional Loss of Urine) dan
mempengaruhi kemampuan seksual. Kehilangan urine ini dapat dicetuskan juga oleh
bersin, batuk atau tertawa.
Kehamilan mungkin melibatkan
peningkatan resiko dari relaksasi pelvis, meskipun tidak ada alasan yang tepat
untuk menjelaskan hal tersebut.Histerektomi juga dilakukan untuk kasus-kasus
karsinoma uteri/beberapa pre karsinoma (displasia). Histerektomi untuk karsinoma uteri
merupakan tujuan yang tepat, dimana menghilangkan jaringan kanker dari tubuh.
Prosedur ini merupakan prosedur dasar untuk penatalaksanaan karsinoma pada
uterus.
Beberapa
penyebab lain adalah :
1. Fibroid, yaitu tumor jinak rahim,
terutama jika tumor ini menyebabkan perdarahan berkepanjangan, nyeri panggul,
anemia, atau penekanan pada kandung kencing.
3. Endometriosis, dimana dinding rahim
bagian dalam seharusnya tumbuh di rahim saja, tetapi ikut tumbuh di indung
telur (ovarium), tuba Fallopi, atau organ perut dan rongga panggul lainnya.
4. Adenomyosis, kelainan di
mana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam dinding rahim (sering juga disebut
endometriosis interna)
5. Prolapsus
uteri, yaitu keluarnya kandungan melalui vagina.,
6. Inflamasi Pelvis karena infeksi
C. Pengobatan atau test untuk melaksanakan
tindakan histerektomi
Untuk kasus-kasus nyeri pelvis, wanita
biasanya tidak dianjurkan untuk di histerektomi. Namun penggunaan laparaskopi atau
prosedur invasif lainnya digunakan untuk mencari penyebab dari nyeri tersebut.
Pada kasus-kasus perdarahan abnormal uterus, bila dibutuhkan tindakan
histerektomi, wanita/pasien tersebut dibutuhkan suatu sample dari jaringan
uterus (biopsi endometrium). Untuk mengetahui ada tidaknya jaringan
karsinoma/pre karsinoma dari uterus tersebut. Prosedur ini sering disebut
sample endometriae. Pada wanita nyeri panggul/perdarahan percobaan pemberian
terapi secara medikamentosa sering diberikan sebelum dipikirkan dilaksanakan
histerektomi.
Maka dari itu wanita pada stadium pre menopause (masih punya
periode menstrual reguler) yang mempunyai leiomioma dan menyebabkan perdarahan
namun tidak menyebabkan nyeri, terapi Hormonal lebih sering dianjurkan daripada
tindakan histerektomi. Jika wanita tersebut mempunyai perdarahan yang banyak
sehingga menyebabkan gangguan pada aktifitas sehari-hari, berlanjut menyebabkan
anemia, dan tidak mempunyai kelainan pada sampel endometriae, ia bisa
dipertimbangkan untuk dilakukan histerektomi.
Pada wanita menopause (yang tidak mengalami periode
menstrual secara permanen) dimana ia tidak ditemukan kelainan pada sample endometriumnya
namun ia mempunyai perdarahan abnormal yang persisten, setelah pemberian terapi
hormonal dapat dipertimbangkan dilakukan histerektomi. Penyesuaian dosis/tipe
dari hormon juga dibutuhkan saat diputuskan penggunaan terapi secara optimal
pada beberapa wanita.
Histerektomi terbagi dalam beberapa jenis yaitu :
1. Histerektomi parsial (subtotal).
Pada histerektomi jenis ini, kandungan diangkat tetapi mulut rahim (serviks)
tetap ditinggal. Oleh karena itu, penderita masih dapat terkena kanker mulut
rahim, sehingga masih perlu pemeriksaan Pap smear secara rutin.
2. Histerektomi
total, yaitu mengangkat kandungan termasuk mulut rahim.
3. Histerektomi dan
salfingo-ooforektomi bilateral, yaitu pengangkatan uterus, mulut rahim, kedua
tuba fallopi, dan kedua ovarium. Pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan
seperti menopause.
4. Histerektomi
radikal, dimana histerektomi diikuti dengan pengangkatan bagian atas vagina
serta jaringan dan kelenjar limfe di sekitar kandungan. Operasi ini biasanya
dilakukan pada beberapa jenis kanker tertentu.
D.
Prosedur Histerektomi
Histerektomi dapat dilakukan melalui
sayatan di perut bagian bawah atau vagina, dengan atau tanpa laparoskopi. Histerektomi lewat perut dilakukan
melalui sayatan melintang seperti yang dilakukan pada operasi sesar. Histerektomi lewat vagina
dilakukan dengan sayatan pada vagina bagian atas. Sebuah alat yang disebut
laparoskop mungkin dimasukkan melalui sayatan kecil di perut untuk membantu
pengangkatan rahim lewat vagina. Histerektomi vagina lebih baik
dibandingkan histerektomi perut karena lebih kecil risikonya dan lebih cepat
pemulihannnya. Namun demikian, keputusan melakukan histerektomi lewat perut
atau vagina tidak didasarkan hanya pada indikasi penyakit tetapi juga pada
pengalaman dan preferensi masing-masing ahli bedah.
Perlu
diingat aturan utama sebelum dilakukan tipe histerektomi, wanita harus melalui
beberapa test untuk memilih prosedur optimal yang akan digunakan :
1. Pemeriksaan panggul lengkap
(Antropometri) termasuk mengevaluasi uterus di ovarium
2. Papsmear terbaru.
3. USG panggul, tergantung pada temuan
diatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar