BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Infertilitas adalah ketidakmampuan suatu pasangan untuk
mendapatkan keturunan, setelah menikah 1 ( satu ) tahun atau lebih , dan telah
melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai kontrasepsi.
Infertilitas
terbagi menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder.Jika istri belum
pernah hamil sama sekali dan dialami sejak awal mereka menikah maka disebut
infertilitas primer. Dan jika istri pernah hamil tapi tidak mengalami kehamilan
lagi walaupun bersenggama secara teratur maka disebut infertilitas sekunder.
Infertilitas sekunder dialami sepasang suami istri yang pernah mengalami proses
pembuahan setelah menikah.
Steinberger
dan sherins
mengemukakan, pasangan masing-masing anggota pasangan mungkin tidak infertil
kalau berpasangan dengan anggota lain. Dalam praktek, dapat dilihat, kalau
pasangan infertil bercerai, masing - masing kawin lagi, kemudian mereka
mendapat keturunan. Atau, istri yang menjadi hamil setelah inseminasi buatan
dengan mani donor yang lebih baik dari pada mani suaminya. Jadi, setiap anggota
pasangan infertil memiliki potensi fertilitas tertentu.
Apabila
banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya
wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup, maka
menurut Sensus Penduduk terdapat 12% baik di desa maupun di kota, atau kira –
kira 3 juta pasangan infertil di Indonesia.
Ilmu
kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh
anak yang diinginkannya. Itu berarti separuhnya lagi terpaksa menempuh hidup
tanpa anak, mengangkat anak ( adopsi ), poligini, atau bercerai. Berkat
kemajuan teknologi kedokteran, beberapa pasangan telah dimungkinkan memperoleh
anak dengan cara inseminasi buatan donor, “ bayi tabung “.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk menambah
pengetahuan mengenai infertilitas pada pasangan suami istri.
2. Tujuan Khusus
o Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi)
o Untuk mengetahui tentang definisi
infertilitas
o Untuk
mengetahui bagaimana pemeriksaan infertilitas
o Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infertilitas
o Untuk
mengetahui masalah yang timbul pada infeksi
C. Rumusan Masalah
·
Apa itu
infertilitas ?
·
Bagaimana cara
pemeriksaan dari infertilitas ?
·
Faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi infertilitas ?
·
Apa saja masalah
yang timbul pada infertilitas ?
BAB II
ISI
A.
Definisi
Fertilitas :
kemampuan seorang istri untuk menjadi
hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Jadi ,
fertilitas adalah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan
kelahiran anak hidup.
Infertilitas : ketidakmampuan
suatu pasangan untuk mendapatkan keturunan, setelah menikah 1 ( satu ) tahun
atau lebih , dan telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai
kontrasepsi.
Pembagian
infertilitas
1.
Infertilitas pimer
Infertilitas primer adalah infertilitas yang terjadi pada
pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memiliki anak.
2.
Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder adalah infertilitas yang terjadi
pada pasangan suami istri yang telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tapi
saat ini belum mampu memiliki anak lagi.
B.
Pemeriksaan
Infertilitas
a.
Pada istri
1)
Anamnesis
·
Lama infertilitas
·
Riwayat haid, Ovulasi, disminore.
Hal ini ditujukan agar diketahui apakah tingkat kesuburan
istri baik atau tidak.
·
Riwayat senggama dan frekuensi senggama.
Anamnesis hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah
seorang istri melakukan senggama pada saat masa ovulasi atau tidak. Karena
kehamilan dapat terjadi pada saat ovulasi. Dimana masa ovulasi dapat ditandai
dengan meningkatnya
suhu basal dan jumlah lendir pada vagina. Atau dapat
dihitung dari siklus haid ( 21 – 35 hari ) - 14 ± 2. Misalnya siklus haid 28 hari maka :
28-14=14 .
14+2= 16. Atau 14-2 = 12. Hal ini berarti masa ovulasi atau masa subur seorang
wanita adalah pada hari ke-14 atau pada hari ke-16 ataupun juga bisa pada hari
ke-12.
·
Riwayat komplikasi postpartum, abortus, KET, kehamilan
terakhir.
Anamnesis ini bertujuan agar dapat diketahui dugaan
penyebab infertilitas pada istri.
·
Kontrasepsi yang di pergunakan sebelumya
Anamnesis tentang hal ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kontrasepsi yang dipergunakan sebelumnya mempunyai efek negatif pada
organ reproduksinya atau pengaturan sistem hormonal reproduksinya.
·
Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya
·
Riwayat penyakit sistemik ( TBC,DM, tiroid)
·
Pengobatan radiasi, sitostatiska, alkoholisme.
·
Riwayat bedah perut/ hipofisis/ ginekologi
·
Riwayat lekore, Penyakit Hubungan Seksual (PHS), penyakit
radang panggul (pelvic imflamatory disease/ PID).
Anamnesis tentang hal ini dimaksudkan agar dapat
diketahui kemungkinan penyebab infertilitas akibat faktor infeksi.
·
Riwayat keluar ASI.
Anamnesis tentang hal ini berkaitan dengan “penundaan
kehamilan”. Karena dengan meningkatnya kerja hormon oksitiosin dan prolaktin
pada saat periode menyusui dapat menurunkan kerja hormon estrogen dan
progesteron yang berperan dalam
·
Pengetahuan kesuburan.
2)
Pemeriksaan fisik Umum
3)
Pemeriksaan payudara termasuk ada/tidaknya sekresi ASI
(Galaktore)
4)
Pemeriksaan dalam
5)
Genitalia, termasuk kemungkinan cacat bawaan
6)
Profil ovulasi dan endokrin:
·
FSH, prolaktin, estradiol, progesteron
·
Fungsi tiroid
·
Suhu basal badan
·
USG
·
Biopsi endometrium
7)
Pemeriksaan utero-tuba-peritonium: HSG, histeroskopi,
laparoskopi
8)
Uji pasca senggama
b.
Pada suami
1)
Anamnesis
·
Lamanya infertilitas, primer/ sekunder
·
Pemeriksaan dan pengobatan sebelumnya
·
Riwayat penyakit sistemikyang mungkin mengganggu
fertilitas: parotitis, sinusitis kronis, bronkitis kronis, hipertensi, DM,
penyakit tiroid
·
Kelainan pada testis: kelainan kongenital, kriptorkhidi,
trauma/ torsi testis
·
Penggunaan sitostatiska, radiasi, androgen, kortiko
steroid anti hipertensi, anti ulkus peptikum, psikotropika, narkotika
·
Operasi terdahulu: hernia ( penyakit akibat turunnya buah zakar seiring
melemahnya lapisan otot dinding perut ).
prostat
·
Infeksi saluran kencing/kelamin (PHS)
·
Senggama: frekuensi (> 3x seminggu), keteraturan,
ereksi, ejakulasi.
·
Usia. Meningkatnya usia, makin sulit untuk mendapatkan anak yang disebabkan oleh berkurangnya
kualitas sel telur wanita tersebut.
2)
Pemeriksaan fisik, termasuk tanda kelamin sekunder
3)
Pemeriksaan genital: penis, skrotum, testis, epididimis,
vas deferens, funikulus spermatikus.
4)
Laboraturium:
Termasuk didalamnya analisis sperma (sebaiknya 2x
pemeriksaan sebagai data dasar, dengan interval 2 minggu) dan pemeriksaan
hormon: FSH, LH, testosteron.
5)
Pemeriksaan penunjang lain:
·
Ekografi doppler, Ultrasonografi, “doppler sound”
·
Rontgen sela tursika, bila ada indikasi
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infertilitas
1.
Infertilitas pada sistem reproduksi pria
faktor penyebab
infertilitas pria, antara lain:
·
Faktor anatomis
Merupakan
faktor gangguan pada anatomi reproduksi pria , seperti :
1.
Agenesis testis
yaitu kelainan
organ reproduksi berupa tidak adanya penis.
2.
Micropenis yaitu ukuran
penis yang kecil dari ukuran normal sehingga menyebabkan gangguan pada saat
fertilisasi.
3.
Epispadia yaitu kelainan
bawaan berupa ketiadaan dinding uretra sebelah atas yang dapat menyebabkan
gangguan ejakulasi.
4.
Kryptorchismus yakni testis
tidak turun semestinya. Adakalanya hanya turun sebelah atau malah tidak turun
keduanya.
·
Faktor hormonal
Dalam proses pembentukan spermatozoa
diperlukan hormon-hormon tertentu misalnya gonadotropin. Hormon ini harus dalam
keadaan seimbang baru dapat mempengaruhi proses spermatogenesis secara normal.
Misalnya, jika hormon LH tinggi dan hormon FSH rendah maka proses
spermatogenesis tidak akan berlangsung sempurna. Jadi pada hormon-hormon ini
harus terjadi keseimbangan.
·
Faktor infeksi
Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri dan virus dapat
mengakibatkan infertilitas pada penderitanya. Hal ini sering terjadi pada
penderita penyakit menular seksual (PMS). Seperti : Kondilomata akuminata, Herpes
genitalis
·
Faktor immunologis
Terjadinya kelainan pada sistem imun
sehingga menyebabkan terhambatnya proses fertilisasi sehingga dapat menjadi
faktor terjadinya infertilitas, seperti adanya antibodi terhadap sperma.
·
Faktor vaskuler
Merupakan gangguan pada pembuluh darah.
Seperti varicocele , yaitu kondisi
pada laki-laki yang mengalami varikositas ( peregangan) vena-vena plexus
pampinifornis sehingga menimbulkan pembengkakan yang nampak kebiruan di bawah
kulit skrotum dan disertai dengan tarikan yang menetap dan nyeri skrotum.
Kumpulan darah ini dapat meningkatkan suhu skrotum sehingga dapat mengganggu
proses pembentukan sperma. Kemudian ada
juga varikokel yaitu pelebaran
pembuluh darah vena di scrotum yang menyebabkan aliran oksigen untuk sperma
terganggu sehingga sperma kekurangan oksigen menyebabkan kualitas sperma turun.
·
Faktor suhu dan radiasi
Faktor suhu sangat berpengaruh langsung
terhadap proses sprematogenesis. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
tehambatnya proses spermatogenis tersebut.
Faktor radiasi. Jika alat-alat
reproduksi terkena radiasi maka dapat menyebabkan infertilitas pada orang
tersebut.
·
Faktor kimiawi dan obat-obatan
Pemakaian obat-obatan dan zat-zat kimia
dapat mengakibatkan gangguan sistem imunologi dan genetik dalam tubuh. Contohnya
pada orang yang merokok. Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok menyebabkan kualitas dan jumlah sperma turun. Selain itu
pada pecandu alkohol. Alkohol dapat mempengaruhi fungsi hati yang mengakibatkan kadar estrogen meningkat sehingga produksi sperma menurun
·
Faktor mekanis
Terjadinya kegagalan dalam proses
fertilisasi seperti pada pria yang impotensi (disfungsi ereksi), sumbatan saluran sperma dan ejakuasi retrograd yaitu suatu
keadaan dimana aliran
sperma tidak lancar sehingga tidak mencapai saluran reproduksi wanita.
·
Faktor genetik
Terjadinya mutasi gen, pembelahan sel
yang tidak normal dapat mengakibatkan infertilitas pada orang bersangkutan.
2.
Infertilitas pada reproduksi wanita
·
Faktor anatomis
ü Kelainan posisi
uterus
ü Adanya sumbatan
tuba
ü Kelainan bentuk
uterus
·
Faktor infeksi
Infeksi yang
diakibatkan oleh bakteri dan virus dapat mengakibatkan infertilitas pada
penderitanya. Hal ini sering terjadi pada penderita penyakit menular seksual
(PMS). Contohnya :
Kondilomata akuminata
·
Faktor hormonal
Gangguan hormonal
pada wanita
(FSH, LH, Estrogen dan progesteron) dapat mengakibatkan tidak adanya ovum
yang matang pada tiap siklus menstruasi.
·
Faktor immunologis
Sistem
imunologi yang terlalu kuat pada kehamilan pertama dapat mengakibatkan tubuh
jadi membentuk antibodi terhadap ovum.
Hal ini dapat mengakibatkan sulitnya terjadi kehamilan berikutnya karena tubuh
telah membuat antibodi terhadap ovum.
·
Adanya tumor dan kista.
Dengan adanya
massa seperti tumor dan kista pada alat reproduksi wanita akan menyebabkan
terhambatnya proses fertilisasi. Selain itu penurunan kondisi fisik akibat
menderita penyakit ini juga dapat dijadikan faktor penyebab infertilitas.
D.
Masalah-Masalah
Yang Timbul Pada Infertilitas
1. Masalah air mani pada laki – laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam
tabung gelas bersih yang bermulut lebar ( atau gelas minum ), setelah
abstinensi 3 – 5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan di rumah
pasien sendiri, kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah
dikeluarkan. Air mani yang dimasukkan ke dalam kondom dahulu, yang biasanya
mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan penilaian motilitas spermatozoa.
Karakteristik air mani :
a) Koagulasi dan likuefaksi
b) Viskositas
c) Rupa dan bau
d) Volume
e) PH
f) Fruktosa
2. Masalah Serviks pada Perempuan
Walaupun serviks merupakan sebagian
dari uterus, namun artinya dalam reproduksi manusia harus diakui pada abad
kesembilan belas. Sims pada tahun 1868 adalah orang pertama yang menghubungkan
serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir serviks
pascasenggama, dan melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa lama kemudian
Huhrer memperkenalkan uji pasca senggama yang dilakukan pada pertengahan siklus
haid.
Serviks biasanya mengarah ke bawah – belakang, sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu memungkinkannya tergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior.
Kanalis servikaslis yang dilapisi lekukan – lekukan seperti kelenjar yang mengeluarkan lendir, sebagian dari sel – sel epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan lendir serviks ke vagina. Bentuk servikalis seperti itu memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga erjaminnya penyampaian spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam jangka waktu lama
E.
Penanganan Infertilitas
·
Mengatur hormon yang berkaitan dengan reproduksi (obat spt
HCG, Follitropin)
·
Memperbaiki kualitas dan kuantitas gamet / sel telur/ sel sperma (obat spt Clomiphene)
·
Mengatasi Inflamasi dan Infeksi di saluran reproduksi (obat antiinflamasi
/ antibakteri / antifungi)
·
Mengatasi impotensi (obat dengan terapi hormon testosteron
dan hormon pertumbuhan )
·
Tindakan pembedahan /operasi Varikokel. Tindakan yang saat
ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh
darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding
menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah
sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada kelompok yang tidak
dioperasi.
·
Memberikan suplemen vitamin. Seperti ; vitamin A, C, dan E yang
berperan sebagai antioksidan yang berfungsi untuk menangkal serangan radikal
bebas terhadap dinding sperma dan ovum.
·
Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma. Bila
sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan
koreksinya. Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya
produksi sperma di buah zakar.
·
Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan
sperma.
·
Menjalani teknik reproduksi bantuan. Termasuk dalam hal ini
adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi
dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat
masalah antibodi
di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20
juta) dapat mencoba inseminasi buatan. Sedangkan bayi tabung umumnya
membutuhkan sperma 500.000 dengan angka kehamilan 30-35 persen, bahkan jumlah
sperma hanya beberapa buah dapat dilakukan dengan teknologi terbaru dengan
menyuntikkan langsung sel sperma ke dalam sel telur yang dikenal sebagai ICSI
(Intra Cytoplasmic Sperm Injection).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fertilitas
adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak
hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Jadi , fertilitas adalah
fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak
hidup.
Infertilitas adalah ketidakmampuan suatu pasangan untuk
mendapatkan keturunan, setelah menikah 1 ( satu ) tahun atau lebih , dan telah
melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai kontrasepsi.
Pembagian
infertilitas ada infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Penyebab
infertilitas pada pria ataupun wanita disebabkan beberapa faktor seperti :
faktor anatomis, faktor hormonal, faktor infeksi , faktor imunologis , faktor
frekuensi koitus dan lain sebagainya.
Penangan
infertilitas dapat dilakukan dengan cara seperti :
·
Mengatur hormon yang berkaitan dengan reproduksi (obat spt
HCG, Follitropin)
·
Memperbaiki kualitas dan kuantitas gamet / sel telur/ sel sperma
·
Mengatasi Inflamasi dan Infeksi di saluran reproduksi
·
Mengatasi impotensi
·
Tindakan pembedahan /operasi Varikokel
·
Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma.
·
Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan
sperma.
·
Menjalani teknik reproduksi bantuan.
Peran sebagai seorang bidan dapat memberikan asuhan berupa kolaborasi dan
rujukan. Sebelum dirujuk terlebih dahulu dilakukan anamnesa dan pemeriksaan
umum.
B.
Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa resume ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan resume ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar