Rabu, 26 Desember 2012

INFERTILITAS



BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Infertilitas adalah ketidakmampuan suatu pasangan untuk mendapatkan keturunan, setelah menikah 1 ( satu ) tahun atau lebih , dan telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai kontrasepsi. 
Infertilitas terbagi menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder.Jika istri belum pernah hamil sama sekali dan dialami sejak awal mereka menikah maka disebut infertilitas primer. Dan jika istri pernah hamil tapi tidak mengalami kehamilan lagi walaupun bersenggama secara teratur maka disebut infertilitas sekunder. Infertilitas sekunder dialami sepasang suami istri yang pernah mengalami proses pembuahan setelah menikah.
Steinberger dan sherins mengemukakan, pasangan masing-masing anggota pasangan mungkin tidak infertil kalau berpasangan dengan anggota lain. Dalam praktek, dapat dilihat, kalau pasangan infertil bercerai, masing - masing kawin lagi, kemudian mereka mendapat keturunan. Atau, istri yang menjadi hamil setelah inseminasi buatan dengan mani donor yang lebih baik dari pada mani suaminya. Jadi, setiap anggota pasangan infertil memiliki potensi fertilitas tertentu.
Apabila banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup, maka menurut Sensus Penduduk terdapat 12% baik di desa maupun di kota, atau kira – kira 3 juta pasangan infertil di Indonesia.
Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertil memperoleh anak yang diinginkannya. Itu berarti separuhnya lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak ( adopsi ), poligini, atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi kedokteran, beberapa pasangan telah dimungkinkan memperoleh anak dengan cara inseminasi buatan donor, “ bayi tabung “.
B.       Tujuan
1.      Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan mengenai infertilitas pada pasangan suami istri.
2.      Tujuan Khusus
o  Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi)
o  Untuk mengetahui tentang definisi infertilitas
o  Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan infertilitas
o  Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infertilitas
o  Untuk mengetahui masalah yang timbul pada infeksi

C.  Rumusan Masalah
·         Apa itu infertilitas ?
·         Bagaimana cara pemeriksaan dari infertilitas ?
·         Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi infertilitas ?
·         Apa saja masalah yang timbul pada infertilitas ?





BAB II
ISI
A.      Definisi
Fertilitas          :    kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Jadi , fertilitas adalah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. 
 
Infertilitas       :    ketidakmampuan suatu pasangan untuk mendapatkan keturunan, setelah menikah 1 ( satu ) tahun atau lebih , dan telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai kontrasepsi. 
Pembagian infertilitas
1.      Infertilitas pimer
Infertilitas primer adalah infertilitas yang terjadi pada pasangan suami istri yang belum mampu dan belum pernah memiliki anak. 
2.      Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder adalah infertilitas yang terjadi pada pasangan suami istri yang telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi.

B.     Pemeriksaan Infertilitas
a.         Pada istri
1)   Anamnesis
·         Lama infertilitas
·         Riwayat haid, Ovulasi, disminore.
Hal ini ditujukan agar diketahui apakah tingkat kesuburan istri baik atau tidak.
·         Riwayat senggama dan frekuensi senggama.
Anamnesis hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah seorang istri melakukan senggama pada saat masa ovulasi atau tidak. Karena kehamilan dapat terjadi pada saat ovulasi. Dimana masa ovulasi dapat ditandai dengan meningkatnya suhu basal dan  jumlah lendir pada vagina. Atau dapat dihitung dari siklus haid ( 21 – 35 hari ) - 14 ± 2. Misalnya siklus haid 28 hari maka :
28-14=14 . 14+2= 16. Atau 14-2 = 12. Hal ini berarti masa ovulasi atau masa subur seorang wanita adalah pada hari ke-14 atau pada hari ke-16 ataupun juga bisa pada hari ke-12. 
·         Riwayat komplikasi postpartum, abortus, KET, kehamilan terakhir.
Anamnesis ini bertujuan agar dapat diketahui dugaan penyebab infertilitas pada istri.
·         Kontrasepsi yang di pergunakan sebelumya
Anamnesis tentang hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kontrasepsi yang dipergunakan sebelumnya mempunyai efek negatif pada organ reproduksinya atau pengaturan sistem hormonal  reproduksinya.
·         Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya
·         Riwayat penyakit sistemik ( TBC,DM, tiroid)
·         Pengobatan radiasi, sitostatiska, alkoholisme.
·         Riwayat bedah perut/ hipofisis/ ginekologi
·         Riwayat lekore, Penyakit Hubungan Seksual (PHS), penyakit radang panggul (pelvic imflamatory disease/ PID).
Anamnesis tentang hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui kemungkinan penyebab infertilitas akibat faktor infeksi.
·         Riwayat keluar ASI.
Anamnesis tentang hal ini berkaitan dengan “penundaan kehamilan”. Karena dengan meningkatnya kerja hormon oksitiosin dan prolaktin pada saat periode menyusui dapat menurunkan kerja hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam
·         Pengetahuan kesuburan.

2)   Pemeriksaan fisik Umum
3)   Pemeriksaan payudara termasuk ada/tidaknya sekresi ASI (Galaktore)
4)   Pemeriksaan dalam
5)   Genitalia, termasuk kemungkinan cacat bawaan
6)   Profil ovulasi dan endokrin:
·         FSH, prolaktin, estradiol, progesteron
·         Fungsi tiroid
·         Suhu basal badan
·         USG
·         Biopsi endometrium
7)   Pemeriksaan utero-tuba-peritonium: HSG, histeroskopi, laparoskopi
8)   Uji pasca senggama

b.        Pada suami
1)   Anamnesis
·         Lamanya infertilitas, primer/ sekunder
·         Pemeriksaan dan pengobatan sebelumnya
·         Riwayat penyakit sistemikyang mungkin mengganggu fertilitas: parotitis, sinusitis kronis, bronkitis kronis, hipertensi, DM, penyakit tiroid
·         Kelainan pada testis: kelainan kongenital, kriptorkhidi, trauma/ torsi testis
·         Penggunaan sitostatiska, radiasi, androgen, kortiko steroid anti hipertensi, anti ulkus peptikum, psikotropika, narkotika
·         Operasi terdahulu: hernia ( penyakit akibat turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut ).  prostat
·         Infeksi saluran kencing/kelamin (PHS)
·         Senggama: frekuensi (> 3x seminggu), keteraturan, ereksi, ejakulasi.
·         Usia. Meningkatnya usia, makin sulit untuk mendapatkan anak yang disebabkan oleh berkurangnya kualitas sel telur wanita tersebut.

2)   Pemeriksaan fisik, termasuk tanda kelamin sekunder
3)   Pemeriksaan genital: penis, skrotum, testis, epididimis, vas deferens, funikulus spermatikus.
4)   Laboraturium:
Termasuk didalamnya analisis sperma (sebaiknya 2x pemeriksaan sebagai data dasar, dengan interval 2 minggu) dan pemeriksaan hormon: FSH, LH, testosteron.
5)   Pemeriksaan penunjang lain:
·         Ekografi doppler, Ultrasonografi, “doppler sound”
·         Rontgen sela tursika, bila ada indikasi

C.      Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infertilitas
1.    Infertilitas pada sistem reproduksi pria
faktor penyebab infertilitas pria, antara lain:
·      Faktor anatomis
Merupakan faktor gangguan pada anatomi reproduksi pria , seperti :
1.    Agenesis testis yaitu kelainan organ reproduksi berupa tidak adanya penis.
2.    Micropenis yaitu ukuran penis yang kecil dari ukuran normal sehingga menyebabkan gangguan pada saat fertilisasi.
3.    Epispadia yaitu kelainan bawaan berupa ketiadaan dinding uretra sebelah atas yang dapat menyebabkan gangguan ejakulasi.   
4.    Kryptorchismus yakni testis tidak turun semestinya. Adakalanya hanya turun sebelah atau malah tidak turun keduanya.
·      Faktor hormonal
Dalam proses pembentukan spermatozoa diperlukan hormon-hormon tertentu misalnya gonadotropin. Hormon ini harus dalam keadaan seimbang baru dapat mempengaruhi proses spermatogenesis secara normal. Misalnya, jika hormon LH tinggi dan hormon FSH rendah maka proses spermatogenesis tidak akan berlangsung sempurna. Jadi pada hormon-hormon ini harus terjadi keseimbangan.
·      Faktor infeksi
Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri dan virus dapat mengakibatkan infertilitas pada penderitanya. Hal ini sering terjadi pada penderita penyakit menular seksual (PMS). Seperti : Kondilomata akuminata, Herpes genitalis
·      Faktor immunologis
Terjadinya kelainan pada sistem imun sehingga menyebabkan terhambatnya proses fertilisasi sehingga dapat menjadi faktor terjadinya infertilitas, seperti adanya antibodi terhadap sperma.
·      Faktor vaskuler
Merupakan gangguan pada pembuluh darah. Seperti varicocele , yaitu kondisi pada laki-laki yang mengalami varikositas ( peregangan) vena-vena plexus pampinifornis sehingga menimbulkan pembengkakan yang nampak kebiruan di bawah kulit skrotum dan disertai dengan tarikan yang menetap dan nyeri skrotum. Kumpulan darah ini dapat meningkatkan suhu skrotum sehingga dapat mengganggu proses pembentukan  sperma. Kemudian ada juga varikokel yaitu pelebaran pembuluh darah vena di scrotum yang menyebabkan aliran oksigen untuk sperma terganggu sehingga sperma kekurangan oksigen menyebabkan kualitas sperma turun.
·      Faktor suhu dan radiasi
Faktor suhu sangat berpengaruh langsung terhadap proses sprematogenesis. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tehambatnya proses spermatogenis tersebut.
Faktor radiasi. Jika alat-alat reproduksi terkena radiasi maka dapat menyebabkan infertilitas pada orang tersebut.
·      Faktor kimiawi dan obat-obatan
Pemakaian obat-obatan dan zat-zat kimia dapat mengakibatkan gangguan sistem imunologi dan genetik dalam tubuh. Contohnya pada orang yang merokok. Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok menyebabkan kualitas dan jumlah sperma turun. Selain itu pada pecandu alkohol. Alkohol dapat mempengaruhi fungsi hati yang mengakibatkan kadar estrogen meningkat sehingga produksi sperma menurun
·      Faktor mekanis
Terjadinya kegagalan dalam proses fertilisasi seperti pada pria yang impotensi (disfungsi ereksi), sumbatan saluran sperma dan ejakuasi retrograd yaitu suatu keadaan dimana aliran sperma tidak lancar sehingga tidak mencapai saluran reproduksi wanita.
·      Faktor genetik
Terjadinya mutasi gen, pembelahan sel yang tidak normal dapat mengakibatkan infertilitas pada orang bersangkutan.
2.      Infertilitas pada reproduksi wanita
·      Faktor anatomis
ü Kelainan posisi uterus
ü Adanya sumbatan tuba
ü Kelainan bentuk uterus
·      Faktor infeksi
Infeksi yang diakibatkan oleh bakteri dan virus dapat mengakibatkan infertilitas pada penderitanya. Hal ini sering terjadi pada penderita penyakit menular seksual (PMS). Contohnya : Kondilomata akuminata
·      Faktor hormonal
Gangguan hormonal pada wanita (FSH, LH, Estrogen dan progesteron) dapat mengakibatkan tidak adanya ovum yang matang pada tiap siklus menstruasi.
·      Faktor immunologis
Sistem imunologi yang terlalu kuat pada kehamilan pertama dapat mengakibatkan tubuh jadi membentuk antibodi terhadap ovum. Hal ini dapat mengakibatkan sulitnya terjadi kehamilan berikutnya karena tubuh telah membuat antibodi terhadap ovum.
·      Adanya tumor dan kista.
Dengan adanya massa seperti tumor dan kista pada alat reproduksi wanita akan menyebabkan terhambatnya proses fertilisasi. Selain itu penurunan kondisi fisik akibat menderita penyakit ini juga dapat dijadikan faktor penyebab infertilitas.
D.    Masalah-Masalah Yang Timbul Pada Infertilitas
1.    Masalah air mani pada laki – laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam tabung gelas bersih yang bermulut lebar ( atau gelas minum ), setelah abstinensi 3 – 5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan di rumah pasien sendiri, kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan. Air mani yang dimasukkan ke dalam kondom dahulu, yang biasanya mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan penilaian motilitas spermatozoa.
Karakteristik air mani :
a)    Koagulasi dan likuefaksi
b)   Viskositas
c)    Rupa dan bau
d)   Volume
e)    PH
f)    Fruktosa

2.    Masalah Serviks pada Perempuan
        Walaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya dalam reproduksi manusia harus diakui pada abad kesembilan belas. Sims pada tahun 1868 adalah orang pertama yang menghubungkan serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir serviks pascasenggama, dan melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa lama kemudian Huhrer memperkenalkan uji pasca senggama yang dilakukan pada pertengahan siklus haid.

        Serviks biasanya mengarah ke bawah – belakang, sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu memungkinkannya tergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior.
        Kanalis servikaslis yang dilapisi lekukan – lekukan seperti kelenjar yang mengeluarkan lendir, sebagian dari sel – sel epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan lendir serviks ke vagina. Bentuk servikalis seperti itu memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga erjaminnya penyampaian spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam jangka waktu lama
E.     Penanganan Infertilitas
·         Mengatur hormon yang berkaitan dengan reproduksi (obat spt HCG, Follitropin)
·         Memperbaiki kualitas dan kuantitas gamet / sel telur/ sel sperma (obat spt Clomiphene)
·         Mengatasi Inflamasi dan Infeksi di saluran reproduksi (obat antiinflamasi / antibakteri / antifungi)
·         Mengatasi impotensi (obat dengan terapi hormon testosteron dan hormon pertumbuhan )
·         Tindakan pembedahan /operasi Varikokel. Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada kelompok yang tidak dioperasi.
·         Memberikan suplemen vitamin. Seperti ; vitamin A, C, dan E yang berperan sebagai antioksidan yang berfungsi untuk menangkal serangan radikal bebas terhadap dinding sperma dan ovum.
·         Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma. Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya. Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma di buah zakar.
·         Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
·         Menjalani teknik reproduksi bantuan. Termasuk dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat masalah antibodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10 juta/cc (dari normal 20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan. Sedangkan bayi tabung umumnya membutuhkan sperma 500.000 dengan angka kehamilan 30-35 persen, bahkan jumlah sperma hanya beberapa buah dapat dilakukan dengan teknologi terbaru dengan menyuntikkan langsung sel sperma ke dalam sel telur yang dikenal sebagai ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection).




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak
hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Jadi , fertilitas adalah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. 
              Infertilitas adalah ketidakmampuan suatu pasangan untuk mendapatkan keturunan, setelah menikah 1 ( satu ) tahun atau lebih , dan telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa memakai kontrasepsi. 
               Pembagian infertilitas ada infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Penyebab infertilitas pada pria ataupun wanita disebabkan beberapa faktor seperti : faktor anatomis, faktor hormonal, faktor infeksi , faktor imunologis , faktor frekuensi koitus dan lain sebagainya.
               Penangan infertilitas dapat dilakukan dengan cara seperti :
·         Mengatur hormon yang berkaitan dengan reproduksi (obat spt HCG, Follitropin)
·         Memperbaiki kualitas dan kuantitas gamet / sel telur/ sel sperma
·         Mengatasi Inflamasi dan Infeksi di saluran reproduksi
·         Mengatasi impotensi
·         Tindakan pembedahan /operasi Varikokel
·         Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma.
·         Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
·         Menjalani teknik reproduksi bantuan.
Peran sebagai seorang bidan dapat memberikan asuhan berupa kolaborasi dan rujukan. Sebelum dirujuk terlebih dahulu dilakukan anamnesa dan pemeriksaan umum.

B.     Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa resume ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan resume ini.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar